Batik Yogyakarta
berkembang di dalam lingkungan keraton. Para putri keraton dibantu oleh
para abdi dalem yang ngerjakannya. Pemakai batik di lingkungan keraton
semakin banyak, sehingga Seiring perkembangan zaman, tradisi membatik
keluar juga dari lingkungan keraton.
Ada
sekitar 400-an jenis batik Yogyakarta. 350 di antaranya telah
dipatenkan. Motif sebanyak itu membuktikan bahwa batik di Yogyakarta
sangat potensial sebagai ikon budaya.Ada
pun motif-motif batik klasik Yogyakarta di antaranya adalah motif
parang, motif geometri, motif banji, motif tumbuhan menjalar, motif
tumbuhan air, motif bunga, motif satwa, dan lain-lain.Motif
Batik Yogyakarta tidak sembarang motif. Setiap motif yang tergores di
atas batik sarat akan filosofi. Misalnya, Sido Asih bermakna si pemakai
selalu diliputi kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta
yang bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang
isteri. Dan masih banyak lagi
Warna
batik Yogyakarta dominan warna alam dan cenderung gelap. Ada dua macam
warna latar kain batik Yogyakarta, yaitu hitam dan putih (mori).Warna
ragam hias pada batik Yogyakarta umumnya putih, biru tua kehitaman, dan
coklat soga. Sementara itu, sered atau pinggiran kain diusahakan tidak
kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu, pinggiran batik Yogyakarta
berwarna kain latar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar